BAGIAN 11.

Gawin dan Pusit diam-diam saling bertukar pandang ketika melihat Jirat yang tengah sibuk menghabiskan ramen seraya melontarkan berbagai macam topik obrolan yang dilengkapi dengan tawa renyah khasnya, tanpa menyadari tatapan super sinis di belakangnya yang datang dari sosok lelaki dengan gitar elektrik di pangkuannya.

Sudah lebih dari sepuluh menit sejak Aci mengunggah beberapa foto yang diambil oleh Thana beberapa hari yang lalu di Twitter dan komplain serta umpatan yang mampir di ruang obrolan milik Gawin, tetapi Aci tetap enggan melepaskan pandangan mautnya dari Jirat yang masih sibuk menertawakan entah apa, seolah-olah sindiran keras yang dikirim oleh Aci hanyalah angin berlalu.

Ehm, kita manggung lagi kapan, sih?” Pusit, atau yang akrab disapa Upi, akhirnya membuka topik obrolan baru yang sekiranya dapat membuat Aci merasa diajak. Untung saja berhasil, Aci meletakkan gitar elektrik kembali ke tempatnya, tetapi dia enggan untuk bergabung di sofa.

“Dua minggu lagi di Youth Waterpark Festival.” Jawab Aci seraya menatap kunci layar ponselnya yang terdapat jadwal tampil Enchanté selama satu bulan ini. “Eh, tapi tiga hari sebelumnya jadi guest star event di SMA.”

Pusit mengangguk seraya bergumam, sedikit mengeluh, tentang padatnya jadwal mereka akhir-akhir ini. Terkadang mereka telah membagi waktu dengan sangat baik, selalu datang tepat waktu bahkan dua jam sebelum acara dimulai, tetapi terkadang pihak panitia kurang mempersiapkan acara dengan segala posibilitas dan resiko yang akan terjadi sehingga beberapa panggung mereka dalam kurun waktu dua bulan ini selalu selesai hingga larut malam. Beberapa di antaranya hanya memberikan kompensasi berupa snack atau merchandise resmi acara tersebut. Namun, mereka sama sekali tidak keberatan karena tujuan awal Enchanté terbentuk adalah untuk menghibur banyak orang dengan karya dan performa mereka.

Btw, sorry kayaknya gue bakalan agak jarang ikut latihan minggu ini ya soalnya ada urusan. Ini aja tadi gue sempetin dateng ke sini karena lagi free hari ini.” Ucap Jirat, seraya menaruh mangkuk sekali pakai bekas ramennya ke dalam plastik besar yang telah tergeletak di sana sejak tadi.

Dua teman di hadapannya mengangguk untuk menanggapi ucapan Jirat, memaklumi karena jurusan kuliah Jirat akhir-akhir ini sangat sibuk sehingga mereka tidak berpikir untuk bertanya lebih lanjut tentang alasan spesifik mengapa Ia tidak bisa mengikuti latihan rutin. Namun, suasana mencekam yang tadi sempat dicairkan oleh Pusit tiba-tiba kembali seperti semula ketika Aci menyahut, sontak membuat Jirat yang membelakanginya langsung menoleh ke arah lelaki yang tengah duduk di atas kursi di antara instrumen musik mereka.

“Ah, nggak usah izin juga nggak masalah. Emang akhir-akhir ini kan bolos latihan terus.”

Ketika Gawin dan Pusit menyadari jika dahi Jirat mengerut dan raut wajahnya berubah drastis ketika mendengarkan ucapan sarkastik yang datang dari Aci, mereka lekas merapalkan doa dalam hati semoga Thana dan Thara segera sampai untuk memecahkan kembali suasana mencekam yang mengelilingi mereka.


© greatesturn, 2023.